Sabtu, 24 Juli 2021
Warna Mata Jungkook dan Jin BTS lebih baik dari Chris Hemsworth ? Simak ulasannya!
Sabtu, 17 Juli 2021
Waspada! 7 Hama Ini Bisa Bikin Tanaman Kamu Mati Terus!
Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan yang saat ini sedang diminati oleh banyak orang. Selain dapat dimanfaatkan hasilnya juga dapat membuat mata kita segar karena warna-warni tanaman yang dihasilkan. Namun ternyata bercocok tanaman memiliki tantangan juga loh, salah satu tantangan yang paling sering dijumpai adalah hama.
Yuk, cari tahu!
5. Agas Jamur
Agas jamur biasanya akibat penyiraman berlebihan, lalat kecil ini berkembang biak di tanah yang lembab dan memakan akar selama tahap larva.
6. Kutu Daun
7. Tikus
Selasa, 06 Juli 2021
Kapasitas Pemakaman di DKI Jakarta Menurun, Penerapan Pemakaman Massal di Jakarta Akan Segera Diberlakukan
"Karena di DKI kan banyak pendatang, kemudian yang berobat di RS DKI dan meninggal Covid-19. Itu semua kan harus segera waktu penguburannya, sehingga ya dimakamkannya di DKI juga," kata Ivan.
Anies menganggarkan dana Rp254 miliar untuk pengadaan tanah makam terkait pasien dengan protokol Covid-19. TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur kemudian disulap menjadi pemakaman khusus Covid-19. Pada Maret 2020, Pemprov DKI memproyeksikan lahan seluas 1,9 hektare untuk menampung 4.600 petak liang lahat. Pada bulan yang sama, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat juga difungsikan untuk menampung jenazah pasien Covid-19. Luas lahan 1,3 hektare disiapkan untuk 5.145 liang lahat.
Namun, kedua TPU itu berumur pendek. Per 8 November 2020, TPU Pondok Ranggon tak lagi menerima pemakaman Covid-19 muslim karena penuh. Sedangkan pemakaman non-muslim menyusul disetop pada 20 Desember 2020. Sementara TPU Tegal Alur telah menyetop pemakaman terkait Covid-19 untuk jenazah muslim per 12 Januari lalu. Sedangkan pemakaman non-muslim per Kamis (21/1) masih tersisa 160 makam.
"Yang Kristen itu sisa sedikit, mungkin tidak sampai seminggu sudah penuh juga," kata Ketua Satuan Pelaksana (Kasatpel) TPU Tegal Alur Wawin Wahyudi. Saat dikunjungi pada Rabu (20/1), TPU Tegal Alur tampak sepi dari aktivitas pemakaman Covid-19 di blok muslim. Sementara di blok non-muslim Covid-19 masih menyisakan belasan petak tersisa.
Salah seorang petugas pemakaman di sana menyebut dalam sehari itu, setidaknya mereka telah memakamkan 12 jenazah. Menyikapi situasi tersebut, Pemprov DKI memutuskan untuk mengoperasikan TPU Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan sejak Selasa (12/1) lalu.
"Kami bantu kaitkan komunikasi ke warga dan memastikan pelaksanaan penyiapan di lapangan berjalan lancar," kata Sigit melalui pesan singkat.
Senin, 05 Juli 2021
5 Satwa Dilindungi Indonesia yang Terkenal Sampai Mancanegara
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dianugerahi dengan kekayaan alam yang berlimpah. Bukan hanya pemandangannya saja yang indah tapi spesies flora dan fauna yang sangat beragam. Indonesia disebut sebagai negara Megabiodiversity karena keanekaragaman hayatinya yang berlimpah.
Sebagai salah satu satwa yang terancam punah di dunia, dua dari lima spesies badak di dunia saat ini hidup di Indonesia. Spesies pertama adalah badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Badak ini juga merupakan kerabat dekat badak purba dan cenderung lebih berambut daripada spesies badak lainnya. Spesies lainnya yang bertahan di hutan Indonesia adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus).
4. Gajah Sumatera
6.
Sabtu, 03 Juli 2021
Perbedaan Varian Covid-19 Delta dan Kappa dari India (Virus Baru)
Menurut Times of India, varian pertama yang ditemukan di India adalah varian B.1.617. Kemudian, dibagi menjadi sub-garis keturunan, di mana varian B.1.617.1 menjadi Kappa dan varian B.1.617.2 menjadi Delta.
Dilansir dari ABC News, Minggu (4/7/2021), berikut ini hal yang harus diketahui tentang perbedaan varian Delta dan Kappa dari India:
1. Varian Delta
Varian Delta adalah varian terbaru yang menjadi perhatian, seperti diklasifikasikan oleh WHO. WHO meyakini bahwa varian Delta memiliki peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi, peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit, dan penurunan efektivitas tindakan pencegahan. Varian Delta pertama kali terdeteksi di India pada Oktober tahun lalu dan dianggap sangat menular. Pihak berwenang di Inggris memperkirakan varian ini 40 persen lebih mudah menular daripada varian sebelumnya. Selain itu, virus juga berpotensi 60 persen lebih menular daripada varian Alpha. Menurut SBS News, varian ini dilaporkan telah ditemukan di lebih dari 80 negara dan menjadi varian dominan secara global karena peningkatan penularannya. Penelitian dari Public Health England memperkirakan varian Delta memiliki nilai reproduksi 6,0, dibandingkan antara 2-3 dari varian lainnya. Dengan kata lain, setiap satu orang terinfeksi varian Delta, maka enam orang lainnya akan tertular virus tersebut.
2. Varian Kappa
Varian Kappa juga pertama kali terdeteksi di India. Tetapi tidak seperti varian Delta, itu tidak terdaftar sebagai varian virus yang menjadi perhatian. Sebaliknya, WHO memperlakukannya sebagai varian yang menarik, namun masih sangat menular dan berpotensi mematikan.
WHO mengatakan, varian yang menarik adalah varian yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas atau beberapa kasus Covid-19 atau telah terdeteksi di banyak negara. Menurut SBS News, varian ini juga tengah melanda Australia.
Para ahli kesehatan mengatakan kekhawatirannya bahwa Kappa juga berpotensi jauh lebih menular, menyebar ke seluruh India dan anak benua. Jeroen Weimar, Deputy Secretary di Department for Health and Human Services Australia, mengatakan bahwa varian Kappa dapat menyebar melalui kontak singkat.
Jika varian Covid-19 lainnya sebelumnya menginfeksi orang lain di rumah atau tempat kerja yang sama, varian Kappa memiliki kemampuan "penularan dari orang asing ke orang asing". Varian Kappa juga dilaporkan memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan (spike protein) yang bisa menjadi faktor yang menyebabkan penyebaran virus.
4 Tips Mudah Menanam Cabai Rawit (Untuk Pemula)
Berdasarkan Kompas.com, ada beberapa tips yang bisa teman-teman pakai bila ingin menanam cabai di rumah. Tips ini biasa digunakan oleh para petani cabai agar memperoleh hasil kebun yang melimpah. Berikut ini adalah beberapa tips menanam cabai rawit:
1. Siapkan Tanah
- Sebelum menanam, sebaiknya siapkan dulu media tanamnya biasanya berupa tanah.
- Lalu, campuran tanah yang sudah disediakan. Campurannya terdiri dari tanah, pupuk kompos atau pupuk kandang, dan arang sekam.
- Untuk mencegah serangan hama, diperlukan sterilisasi.
- Sterilisasi ini dilakukan dengan menjemur campuran tanah tersebut di bawah sinar matahari.
2. Rendam Bibit dalam Air Hangat
- Untuk bibit, teman-teman bisa menggunakan cabai yang memiliki kualitas yang baik.
- Rendam bibit dalam air hangat dengan suhu sekitar 45-50 derajat celcius selama satu jam.
- Kemudian, pilih bibit yang tenggelam di dalam air. Para pakar menyatakan viabilitas biji tanaman bisa dilihat ketika kita merendamnya dalam air, biji yang tenggelam artinya memilih kemungkinan hidup yang lebih tinggi. Selain itu cara ini juga dilakukan untuk merangsang kecepatan pertumbuhan bibit.
3. Proses Penanaman
- Masukkan bibit cabai rawit ke dalam wadah, baik itu pot ataupun polybag. Kemudian, tutup dengan karung plastik atau daun pisang.
- Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembapan bibit cabai rawit.
- Untuk penyiraman, digunakan sistem sempot agar bibit cabai rawit tidak terlalu banyak terkena air.
4. Proses Pemeliharaan
- Proses pemeliharaan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit.
- Proses pemeliharaan terdiri dari penyiraman, penyiangan, dan pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari.
- Penyiangan dilakukan dua minggu sekali, dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam atau di sekitar pot.
- Pemupukan diberikan ketika cabai rawit sudah berumur satu bulan.